Senin, 29 Juni 2009

Hamba yang Berada di Tepi

Seorang hamba itu baru selesai dalam munajatnya kepada Allah. Seorang temannya menghampiri. Teman lamanya yang sudah lama tidak bertemu. Temannya itu berkeluh kesah kepadanya tentang apa yang menimpanya hari-hari terakhir ini. Usahanya yang redup, rumah tangganya yang goncang dan hal-hal lain yang membuatnya hanya bisa menghela nafas. Ia berkata, “Beratus kali doa telah kupanjatkan, tapi rasanya Allah enggan untuk mengabulkannya.” Sering terdengar dari lisannya hal-hal yang ia sesali, “Coba kalau dahulu aku tidak melakukan hal itu pasti nasibku tidak akan seperti ini.”

Hamba itu tersenyum, ia ingat sebuah ayat dari kitab yang mulia, “Dan diantara manusia ada yang menyembah Allah dengan berada ditepi; maka jika ia memperoleh kebaikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia tertimpa oleh suatu bencana berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS Al Hajj [22]:11)

Dalam suatu nasihat kepada para sahabatnya, Rasulullah saw bersabda, “ Orang beriman yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada orang beriman yang lemah. Bersemangatlah untuk mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirimu, serta mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah lemah! Kalau engkau tertimpa sesuatu maka janganlah mengucapkan: ‘Seandainya aku berbuat begini tentu akan terjadi begini dan begitu.’ Tapi katakanlah, ‘Apa yang ditentukan Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan terjadi.’ Karena kata ‘seandainya’ itu akan memberi jalan pada syaitan untuk menguasai.” (HR Muslim)

Temannya itu kembali bertanya kepadanya, “Apakah dahi yang menghitam karena beribadah kepada Allah, akan dapat menyelesaikan segala permasalahan hidup?” Sambil tertawa temannya itu menunjuk kepadanya. Hamba itu hanya tersenyum. Ia sadar, segala ujian hidup yang datang bisa jadi tidak akan pernah selesai seperti apa yang ia inginkan dan harapkan. Tapi Allah Maha Menyelesaikan dan Maha Berkehendak. Tidak pernah ia berburuk sangka terhadap apa yang Allah SWT tetapkan untuknya. Itulah penyelesaian dari segala permasalahan hidup.

Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada sesuatu pun yang lebih dicintai Allah daripada dua tetes dan dua bekas, yaitu ‘tetesan’ air mata karena rindu kepada Allah dan ‘tetesan’ darah yang mengalir karena berjuang dijalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah ‘bekas’ luka ketika berjuang dijalan Allah dan ‘bekas’ yang disebabkan oleh menjalankan ibadah kepada Allah SWT. (HR At Tirmidzi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar