Senin, 29 Juni 2009

Amrodhul Qulub…Seri Mengenal Penyakit Jiwa (Bag.I)

Prakata

Janganlah kamu sibuk mencari keburukan orang lain, justru kamu lalai (meneliti) keburukan pada dirimu, sesungguhnya itu dua keburukan.” (Al-Qahthani)

Amrodhul Qulub: Penyakit-penyakit yang berjangkit dalam hati/jiwa

Apa Itu Ghibah?
Apa itu Ghibah (gossip/ngerumpi/mengunjing)? Yaitu, membicarakan keadaan seseorang yang sekiranya keburukan itu sampai ke telinga orang yang dibicarakannya, ia tidak suka. Meskipun yang berghibah itu tidak bermaksud memburukannya. Baik tentang jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya-pun bermacam-macam. Di antaranya membeberkan aib (keburukan/cacat/kekurangan), menirukan gerak tertentu dari orang yang dijelekan dengan maksud mengolok-ngolok dsb
Jadi yang disebut ghibah/ngerumpi/ngegosip adalah obrolan yang menyangkut diri seseorang, dan obrolan itu jika di dengar oleh orang yang bersangkutan ia marah atau tersinggung. Jadi bisa jadi obrolan ini dianggap biasa-biasa saja saja tanpa maksud apa-apa , tapi orang itu bisa jadi marah!!

Apa dosa Ghibah?
Ghîbah adalah haram hukumnya dan jelas sekali dalilnya baik yang terdapat dalam Al-Qur’an, hadist Nabi dan kesepakatan kaum muslimin sendiri. allah Swt berfirman:

“Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui..” (QS. An-Nisa: 148)

“Celakaanlah bagi pengumpat dan pencela.” (QS. Al-Hujurat:12)

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawaban.”(QS. Al-Isra: 17)

Dalam hadist Nabi saw disebutkan:

“Wahai orang yang beriman dengan lisannya yang belum sampai ke dalam hatinya, janganlah kalian mengganggu kaum muslimin, janganlah kalian menjelek-jelekkannya, janganlah kalian mencari-cari aibnya. Barang siapa yang mencari-cari aib saudaranya sesama muslim niscaya Allah akan mencari aibnya. Barang siapa yang Allah cari keburukannya, niscaya Allah akan membeberkan rahasianya meskipun di rumahnya sendiri.” (H.R. Tirmidzi dan lainnya)

Dan masih banyak dalil yang menunjukan bahwa ghibah ini sangat terlarang. Setidaknya yang harus kita waspadai bahwa pahala yang telah susah payah kita tabung selama ini, akhirnya berpindah ke orang yang kita bicarakan. Akhirnya tabungan kita selama ini ludes tidak tersisa alias bangkrut.


Beberapa Sebab Yang Dapat Menimbulkan Ghîbah

1. Meluapkan kemarahannya atau kebencian kepada seseorang .
2. Memandang dirinya jauh lebih baik dari orang lain (sombong)
3. Sering berkumpul dengan kalangan tukang gosip
4. Keheranan melihat perbuatan dosa yang dilakukan orang lain
5. Bermaksud menghina orang lain
6. Sebagai pemberitahuan bahwa seseorang telah melakukan dosa
7. Hasud dan menunjukan rasa sayang dan kerendahan hatinya di hadapan orang-orang seperti mengatakan,” Sedih sekali melihat kemiskinan orang itu.”
8. Karena lelucon, guyonan, senda gurau, menceritakan kejadian lucu yang terjadi pada seseorang dengan menceritakan keburukan orang itu agar pendengar tertawa atau tersenyum mendengarnya.
9.Menghapuskan prasangka buruk orang yang ditujukan pada dirinya

Apa Yang Paling Berbahaya?
Orang yang tidak pernah shalat, tidak mau belajar Islam, tidak mau taubat, tidak menyesal dengan dosa, sudah tidak tahu lagi mana yang benar, dosa menjadi hobinya sehari-hari, sering datang ke Paranormal, percaya ramalan-ramalan, kalau suka membicarakan keburukan..yah mau gimana ! Pastinya sudah tidak aneh lagi kalau berghibah.
Cuman yang berbahaya adalah ketika kita tidak menyadari telah ber-ghibah meskipun ucapan/obrolan ini dalam koridor ketaatan atau ibadah. Seakan-akan ada kebenaran untuk memceritakan orang atau untuk menunjukan bagi yang mendengarnya bahwa ia seorang yang taat atau sangat Islami. Beberapa contoh:
1. Aduh, kenapa yah dekat ke masjid tapi nggak pernah ke masjid? Emang dunia yah pak.. (ucapan ini diucapkan oleh orang yang sering berjamaah di masjid)
2. Ketika mendengar bahwa ghibah itu dosa besar, yang mendengar langsung berkata,” Duh kasian yah, tuh di TV banyak sekali tanyangan infotaiment…wah jadi nggak halal tu kerjaanya…habis ngomongin orang melulu
3. Ketika mendengar seruan untuk selalu membaca Al-Qur’an..Duh kasian banget orang yang nggak pernah ngaji..mau dibawa kemana hidupnya!
4. Ketika mendengar kasak-kusuk tentang pemilu…Duh gimana sih caleg itu..cuman duit aja yang dipikirin…apa nggak takut siksa Allah nanti!!
5. Apa caleg itu nggak mikir kalau nanti di akhirat mereka akan diadili sama Allah..!!
6. Mana sih pemimpin yang taat dan Islami itu..mau dibawa ke mana bangsa ini!!
7. Sekarang ini sudah banyak dajjal…seharusnya orang-orang itu kembali donk ke agama!!
8. Memang sekarang tuh dah banyak Thagut (kejahatan/keburukan) banyak orang tua yang nggak ngedidik anak-anaknya dengan agama siiihh..!!!
9. Saya berterima kasih pada ustadz..agar mereka yang selalu tenggelam di dunia segera sadar dan kembali kepada jalan Allah..!!!
10. Sayang sekali yah..kalau orang Islam di Indonesia itu mau zakat dan sedekah pasti nggak akan ada kemiskinan deh…
11. Banyak tuh yang shalat tapi tetap aja belum sadar…!
12. Wah keluarganya nggak tahu agama sihh…
13. Wah ceramahnya kepanjangan….nggak jelas apa isinya..coba kalau gini gitu…!

Dan masih banyak lagi ucapan-ucapan dalam lingkup agama, koridor ketaatan. Tanpa disadari ucapan ini sudah terjatuh dalam ghibah, setelah ghibah mulai terbentuk suuz zhan (buruk sangka) setelah itu mulai titik-titik hitam memenuhi seluruh hati.
Loh kan yang saya ucapkan itu benar kok?
Ghibah itu tidak membicarakan benar atau salahnya ucapan, tapi ukuranya adalah orang yang mendengarnya. Meskipun apa yang diucapkan itu benar. Nah dalam ajaran Islam kebersihan hati itu adalah pangkal dari selamatnya akal dan raga, menjauhkan diri dari sekiranya hati itu jatuh dalam keburukan hendaknya ditinggalkan.


Membuka Peluang Pahala Lain
Setelah ghibah, dipastikan akan timbul suu zhan (buruk sangka) setelah itu timbul hasud, kemudian pasti akan terjangkit namimah. Setelah itu timbul penyakit hati lainnya.
Jadi enaknya begini, kalau kita mendengar ceramah agama, pengajian, atau apapun, jangan melihat keadaan orang lain. Tunjukanlah bahwa nasihat atau anjuran itu untuk kita sendiri. Ketika kita mendengar ceramah untuk selalu belajar Al-Qur’an, dan selalu membacanya, merenungkan artinya, tadabbur, berusaha belajar ilmu Al-Qur’an, langsung katakan pada diri sendiri, “Ya Allah, aku bertaubat, selama ini aku lalai, aku lupa akan Al-Qur’an yang pastinya menjadi pelita dalam dunia akhiratku. Sedangkan orang lain sudah banyak yang mengerti Qur’an sedangkan aku baru sadar sekarang”
Hati menjadi enakan! Pasti dia akan sedih melihat dirinya, pastinya juga dia kan berusaha terus belajar dan belajar Al-Qur’an. Pastilah dia akan bertaubat, dia akan berusaha menjadi lebih baik lagi dari yang kemarin. Dan pastinya dia akan besyukur, “ Ya Allah, Alhamdulilah, Kau telah membuka hatiku untuk belajar Al-Qur’an.”

Membuka Peluang Dosa Lain
“ Iya tuh banyak banget orang yang sudah lupa Al-Qur’an.”
Coba kita renungkan, apa bermanfaat atau mendatangkan pahala bicara seperti ini? Apa dengan tiba-tiba Allah kirim SMS bahwa kita mendapat pahala karena bicara seperti ini? yang menunjukan kita lebih unggul dan lebih taat? dengan anggapa orang lain sudah lupa pada Al-Qur’an? Ternyata dengan begitu kita telah terjatuh dalam ghibah dan sekaligus suuz zhan.
Ketika kita berucap seperti ini, pasti timbul suuz zhan, timbul takabur, timbul dosa lain, akhirnya tidak mungkin ada rasa syukur. Malah sepertinya taat tapi ternyata hasilnya dosa saja.
Mungkin saja yang kita anggap sudah lupa Al-Qur’an itu ternyata sudah hafal Al-Qur’an…mau bagaimana kita?
“ Gimana sih para caleg itu..cuman kedudukan aja dilihatnya, apa mereka nggak tahu bahwa Allah akan mengadili mereka nanti…!!
Coba lihat! Apakah perkataan ini mendatangkan pahala atau dosa? Gimana kalau caleg itu ternyata menghabiskan uang dengan niat ibadah? Apa kita tahu isi hatinya? Sedangkan kita ngasih Rp 10.000 untuk anak yatim aja susahnya setengah mati.

Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar