Selasa, 07 Juli 2009

ADALAH PENDENGARAN YANG PERTAMA...

Manusia ketika hilang matanya, maka hilanglah segalanya, hidup dalam kegelapan sepanjang waktu, tidak bisa melihat apa-apa...

Sementara, jika manusia kehilangan pendengarannya, maka dia masih bisa melihat. Pada saat itu, musibah yang ia derita bisa lebih ringan daripada ia kehilangan mata.

Akan tetapi Allah SWT ketika menyebutkan kata "pendengaran" dalam Al-Qur'an selalu didahulukan daripada penglihatan.

Sungguh, ini merupakan satu mu'jizat Al-Qur'an yang mulia. Allah telah mengutamakan dan mendahulukan pendengaran daripada penglihatan. Sebab, pendengaran adalah organ manusia yang pertama kali bekerja ketika di dunia, ketika seorang manusia lahir di dunia. Seorang bayi saat pertama kali lahir, ia bisa mendengar, berbeda dengan kedua mata.

Pendengaran juga merupakan organ yang pertama kali siap bekerja pada saat akhirat terjadi. Maka pendengaran tidak pernah tidur sama sekali.

Bisa dikatakan bahwa pendengaran adalah organ yang pertama kali mempengaruhi organ lain bekerja. Apabila Anda datang di samping bayi yang baru lahir, beberapa saat terdengar bunyi, maka ia kaget dan menangis.

Akan tetapi jika engkau dekatkan kedua tanganmu ke depan matanya, maka bayi itu tidak bergerak sama sekali (tidak merespon), tidak merasa ada bahaya yang mengancam. Ini yang pertama.

Kemudian, apabila manusia tidur, maka semua organ tubuhnya istirahat, kecuali pendengarannya. Jika Anda sedang tidur, kemudian Anda meletakkan tangan di dekat mata, maka mata tersebut tidak akan merasakannya. Akan tetapi jika ada suara berisik di dekat telinga, maka Anda akan terbangun seketika. Ini yang kedua.

Adapun yang ketiga, telinga adalah penghubung antara manusia dengan dunia luar. Allah SWT ketika ingin menjadikan Ashhabul Kahfi tidur selama 309 tahun, berfirman :

فضربنا على آذانهم في الكهف سنين عددا (الكهف: 11)

“Maka Kami tutup telinga-telinga mereka selama bertahun-tahun dalam gua itu”. Q.S. Al-Kahfi (18) : 11 -- (Selama 309 tahun, lihat pada ayat 25).

Dari sini, ketika telinga ditutup sehingga tidak bisa mendengar, maka tidak heran jika tertidur selama beratus-ratus tahun tanpa ada gangguan. Sehingga bisa dikatakan bahwa, mata bisa tertidur, sementara telinga tetap tidak tidur dan tidak lalai sedikitpun.

Bertolak dari hal ini, ada satu hal yang perlu digarisbawahi, yaitu sesungguhnya Allah berfirman :

وما كنتم تستترون أن يشهد عليكم سمعكم ولا أبصاركم ولا جلودكم، ولكن ظننتم أن الله لا يعلمو كثيرا مما تعملون (فصلت: 22)

“Dan kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian yang dilakukan oleh pendengaranmu, penglihatan-penglihatanmu,dan kulit-kulitmu terhadapmu sendiri, bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan”. Q.S. Fushshilat (41) : 22.

Kenapa kalimat "pendengaran" dalam ayat tersebut berbentuk tunggal (mufrad) dan kalimat "penglihatan" dan "kulit" dalam bentuk jamak?

Padahal, bisa saja Allah mengatakannya : “pendengaran-pendengaranmu, penglihatan-penglihatanmu,dan kulit-kulitmu”.

Allah SWT dalam ayat di atas -- yang demikian rinci dan jelas -- ingin mengungkapkan kepada kita tentang keterperincian Al-Qur'an yang mulia. Maka mata adalah indera yang bisa diatur sekehendak manusia.

Saya bisa melihat dan bisa tidak melihat. Saya bisa memejamkan mata bila saya tidak ingin melihat sesuatu, memalingkan wajah ke arah lain, atau mengalihkan pandangan ke hal yang lain yang ingin saya lihat.

Akan tetapi telinga tidak memiliki kemampuan itu, ingin mendengar atau tidak ingin mendengar, maka Anda tetap mendengarnya.

Pantas Allah SWT menyebutkan kalimat "pandangan" dalam bentuk jamak, dan kalimat "pendengaran" dalam bentuk tunggal, meskipun kalimat pendengaran didahulukan daripada kalimat penglihatan.

Maka pendengaran tidak pernah tidur ataupun istirahat. Karena organ tubuh yang tidak pernah tidur, maka lebih tinggi (didahulukan) daripada makhluk atau organ yang bisa tidur atau istirahat.

Sehingga telinga tidak tidur selama-lamanya sejak awal kelahirannya, ia bisa berfungsi sejak detik pertama lahirnya kehidupan yang pada saat organ-organ lainnya baru bisa berfungsi setelah beberapa saat atau beberapa hari, bahkan sebagian setelah beberapa tahun kemudian, atau pun 10 tahun lebih.

Ketika Anda sedang tidur, maka semua organ tubuh tidur atau istirahat, kecuali telinga. Jika terdengar suara di samping Anda, maka spontan Anda akan terbangun. Akan tetapi, jika fungsi telinga terhenti, maka hiruk-pikuk aktivitas manusia di siang hari dan semua bunyi yang ada tidak akan membangunkan tidur Anda, sebab alat pendengarannya (penerima bunyi) yaitu telinga tidak bisa menerima sinyal ini.

Mata juga membutuhkan cahaya untuk bisa melihat, sedangkan telinga tidak memerlukan hal lain. Jika dunia dalam keadaan gelap, maka mata tidak bisa melihat, walaupun mata Anda tidak rusak. Akan tetapi telinga bisa mendengar apapun, baik siang maupun malam; dalam gelap maupun terang benderang.

Telinga pulalah yang merupakan alat pendengar panggilan (penyeru) pada hari qiamat kelak ketika sangkala dibunyikan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar